TUGAS PENGANTAR BISNIS _ BIDANG. EKONOMI
TUGAS INDIVIDU
NAMA : NIKEN KURNIAWATI
NPM : 28211356
JUDUL : IMPOR GARAM
Sangat heran mendengar dan menyaksikan berita bahwa Indonesia mengimpor garam, seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.290 km. Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya.
Tujuh pengahasil garam terbesar:
Terdapat tujuh daerah Kecamatan se Kabupaten Sampang yang selama ini terkenal dengan wilayah penghasil garam terbesar. Tujuh daerah tersebut yaitu Camplong , Jrengik , Pangarengan, Sreseh, Torjun, Sampang dan Kecamatan Banyuates.
Luas lahan yang ada di Sampang mencapai 4200 Ha dengan memproduksi garam rata-rata 320 ribu ton per tahunnya. Hal itu menunjukkan bahwa produksi garam nasional terbesar berasal dari wilayah Sampang. Karena itu pula, wilayah Sampang turut memberi peluang kerja bagi warga sekitar.
Namun hampir sebagian besar petani mengaku belum merasa sejahtera atas hasil kerja mereka. Salah satu petani yaitu Slamet menuturkan bahwa penghasilannya selama ini hanya 12.000 per hari. Padahal jam kerjanya dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00. Padahal jika mengacu pada standart UMK (upah minimum kabupaten) yang ditetapkan Pemkab Sampang, seharusnya untuk satu hari mereka bisa mengantongi upah minimal Rp 20 ribu. "Ini karena UMK yang ditetapkan adalah Rp 610 ribu/bulan," jelas Slamet.
Lebih dari itu, harga kebutuhan pokok yang semakin hari semakin naik dirasa cukup meresahkan kehidupan petani garam. Apalagi harga jual garam masih jauh di bawah rata-rata. Untuk Kw (kwalitas) 1 produksi garam petani masih dihargai Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu. Sedang untuk Kw 2 harganya berada di kisaran Rp 205 ribu. Lalu apakah petani tidak menuntut perubahan harga sesuai dengan ketetapan direktur impor departemen perdagangan pusat? Mereka serentak menjawab sudah. Tetapi perusahaan tetap berdalih tidak akan bisa cepat menjual garam mereka jika harga yang ditetapkan petani garam dirasa cukup tinggi.
Sebagaimana diketahui bersama, berdasar kesepakatan harga yang dilakukan di Jakarta, (Kamis, 17/7) lalu, disepakati bahwa harga garam Kw 1 menjadi Rp 325 ribu. Sedang Kw 2 adalah sebesar Rp 250 ribu perkilogram. (silvia ratna d./ed).
Sebagaimana diketahui bersama, berdasar kesepakatan harga yang dilakukan di Jakarta, (Kamis, 17/7) lalu, disepakati bahwa harga garam Kw 1 menjadi Rp 325 ribu. Sedang Kw 2 adalah sebesar Rp 250 ribu perkilogram. (silvia ratna d./ed).
Lalu apa alasan pemerintah mengimpor garam ditengah sumber daya bahan baku yang sangat berlimpah di Indonesia?
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Dedi Saleh mengungkapkan kebijakan impor garam yang mereka terapkan sebenarnya memang disebabkan produksi dalam negeri yang tidak mencukupi. Ia mengungkapkan, pada tahun 2010 lalu, panen garam tidak bagus sehingga keran impor akhirnya dibuka. ( detikFinance).
Ironis sekali bukan? Jjika mengingat negara maritim seperti Indonesia, ternyata masih harus impor garam! Dimana letak salahnya? Yang pasti, impornya pun lumayan banyak setiap tahunnya, sehingga potensi bisnis lokal terbuang. Inilah data impor garam Indonesia 5 tahun terakhir:
(www.uniknya.com)
TAHUN | JUMLAH BERAS (TON) |
2007 | 191.173 |
2008 | 88.500 |
2009 | 99.754 |
2010 | 597.583 |
2011 | 923.756 |
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa mengemukakan, pemerintah akan melaksanakan swasembada garam. Pemerintah pun sudah memutuskan untuk menghentikan impor garam.
"Kesimpulan kita yang pertama, kita bertekad untuk melaksanakan swasembada garam. Untuk itu, Kementerian Perindustrian akan terus meningkatkan produksi garam bersama dengan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pembinaan petani. Sekaligus juga melokasi-lokasi di mana yang ideal untuk (produksi) garam dan sudah teridentifikasi melalui peta yang dibuat oleh Menteri KKP di seluruh tanah air kita," ujar Hatta seusai memimpin rapat koordinasi mengenai garam di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/9/2011) sore.
Rencana swasembada tersebut nantinya tidak hanya sebatas garam konsumsi. Garam industri pun akan ditargetkan untuk swasembada, namun secara bertahap. "Bahkan kita bertekad juga tidak hanya garam konsumsi yang bisa kita swasembada. Akan tetapi secara bertahap kita akan menswasembadakan juga garam industri yang sekarang masih 100 persen kita impor," ujarnya.
Terkait importir garam, Hatta melihat ada indikasi pelanggaran terhadap waktu yang ditemukan oleh tim investigasi. Terhadap hal ini, pemerintah akan memberikan dua pilihan sesuai dengan ketentuan yang ada, yaitu garam eskpor ulang atau dimusnahkan.
"Yang kedua, mereka (importir garam) yang tetap memenuhi schedule-nya dan sesuai dengan rekomendasi Menteri Perindustrian, dan juga sesuai pula dengan ketentuan yang ada di Menteri Perdagangan, maka terhadap garam tersebut kita rilis. Dengan catatan mereka sudah memenuhi ketentuan-ketentuan termasuk juga menyerap 50 persen garam rakyat," tegas Hatta.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyatakan rasa senangnya atas dihentikannya impor garam. "Tapi tadi (di rapat koordinasi) sudah bersepakat semuanya, stop dengan impor-impor ini. Kata-kata impor sudah tidak ada lagi," sebut Fadel.
"(Garam impor) yang sudah masuk ke sini, tapi memenuhi syarat-syarat izinnya itu dirilis. Itu mungkin dua perusahaan, yang di Medan satu. Tapi di sini yang tidak memenuhi syarat itu dimusnahkan atau direekspor," kata Fadel seraya menyebutkan jumlah garam yang akan dimusnahkan atau ekspor itu sekitar 20.000 ton.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) porsi impor garam Indonesia yang terbesar adalah dari Australia. Untuk periode Januari hingga Juni 2011, impor garam dari negeri Kanguru mencapai 1,04 juta ton dengan nilai US$ 53,7 juta.
Selain dari Australia, impor garam juga diambil dari India yaitu sebesar 741,12 ribu ton dengan nilai US$ 39,84 juta. Ada juga dari Singapura, Selandia Baru, Jerman sehingga total impor garam sampai Juni 2011 mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 95,42 juta. (detikFinance)
Selain dari Australia, impor garam juga diambil dari India yaitu sebesar 741,12 ribu ton dengan nilai US$ 39,84 juta. Ada juga dari Singapura, Selandia Baru, Jerman sehingga total impor garam sampai Juni 2011 mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 95,42 juta. (detikFinance)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar